MediaKalselNews, JAKARTA — Rini (27 tahun), warga Sumenep sibuk melayani pelanggan yang hilir mudik datang ke warungnya di Jalan Samali, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) siang. Ia tampak ulet dengan usaha warung kelontong Madura yang telah dilakoninya selama kurang lebih tujuh tahun itu.
‘tutup kalau sudah kiamat (tapi masih buka setengah hari)’ yang terpampang di bagian fasad. Desain dan warna spanduk tersebut identik dengan logo desain salah satu ritel modern terkemuka.
kemasan yang digantung, juga produk-produk sembako yang beragam di beberapa titik. Juga variasi merek rokok bercukai yang tersusun rapi memanjang dan memenuhi nyaris satu lemari kaca.
setelah mendapatkan bekal dari pengalaman selama tiga tahun (2014—2026) menjadi pegawai dari saudaranya yang memiliki usaha Warung Madura.
di warungnya, Jalan Samali, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
pada penghasilan yang terbilang menggiurkan.
“Di Madura itu meski sudah sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya ya kerja warungan juga. Penghasilannya banyakan dari warung. Misalnya jadi guru gaji Rp 5 juta per bulan, atau TNI Polisi paling Rp 7—Rp 8 juta per bulan, ini (usaha Warung Madura) bisa berkali-kali lipat lebih banyak,” ungkapnya.
Namun, Rini menyebut, usahanya bukan tanpa aral melintang. Ia merantau ke Jakarta dan menjadi penjaga Warung Madura saudaranya selama tiga tahun dengan berpindah-pindah lokasi, dan sesekali berhenti, lalu lanjut lagi. Selama bertahun-tahun menjadi karyawan, ia pun berhasil menabung untuk bisa membuka sendiri usaha Warung Madura pada 2017.
Di awal merintis sendiri usaha Warung Madura, ia mengaku usahanya tidak berkembang. Terlebih memasuki 2020, Indonesia diguncang oleh pandemi Covid-19 yang turut memukul usahanya. Kondisinya masih sulit hingga Covid-19 mulai berakhir pada 2022.
bisa menabung,” tuturnya.
Perkembangan usahanya mulai merangkak membaik pada 2023, dan berjalan hingga saat ini. Menurut Rini, perkembangan itu terjadi karena ia terus membenahi warungnya dengan menghadirkan produk yang kian lengkap untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
langsung dibeli (menyetok). Warung sebelumnya saya kurang lengkap barangnya,” ujar dia.
Seiring dengan upayanya melengkapi produk-produk yang dijajakan, Rini mengaku pendapatannya dari usaha Warung Madura kian berkembang. Saat ini, dia bisa mengantongi omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Dengan membayar sewa tempat sebesar Rp 53 juta per tahun, ia mengatakan memiliki cukup banyak tabungan. Kondisi itu jauh berbeda dibandingkan pada 2017—2022 yang pendapatannya hanya untuk menutupi biaya sewa tempat.
“Per bulan rata-rata omsetnya bisa sampai Rp 60 juta. Ini karena usaha sendiri. Kalau misalnya bagi hasil (menjadi pegawai Warung Madura) sebulannya bisa dapat Rp 10—Rp 15 juta,” ujar dia.
Rini menjaga warungnya bergantian dengan sang suami. Seperti Warung Madura pada umumnya, warung Rini juga buka 24 jam nonsetop. Menurut Rini, jam buka yang tanpa henti itu dinilai memang menjadi keunggulan dari Warung Madura dalam membentuk ceruk pasar.
Selain faktor buka 24 jam dan kelengkapan produk, keunggulan lainnya adalah mengenai harga produk yang terjangkau. Rini mengatakan, ia sendiri memasang margin atau keuntungan di tiap produknya sekitar 10 persen.
jual. Rokok saya banyak tapi bercukai semua. Dan murah-murah, ada yang harganya Rp 10 ribu atau Rp 17 ribu dapat 20 batang,” kata Rini mencontohkan.
Produk lainnya yang banyak dicari konsumen adalah minuman botol, serta sembako. Namun, Rini menyebut semua produk yang dijajakan di warungnya laku semua. Ia mengaku setiap hari berbelanja untuk menyetok barang.
’. Namun, toleransi utang hanya diberlakukan bagi tetangga-tetangganya yang ia kenal.
Adapun, tantangan yang dihadapi, Rini menuturkan satu hal yang menjadi kekhawatiran dalam menjalankan bisnisnya, yakni kondisi tengah malam yang cenderung rawan kriminalitas. Misalnya terjadi tawuran dengan adanya senjata tajam, atau begal, ataupun perampok. Namun, hingga saat ini, ia mengaku tidak pernah menjadi korban. Beberapa rekan seprofesinya, kata dia, yang pernah mengalaminya.
Buka Cabang
Warung Madura milik Rini di Jalan Samali, Pasar Minggu, Jakarta Selatan bukanlah satu-satunya warung yang dia punya. Rini dan suami juga memiliki satu cabang Warung Madura yang ada di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Sehingga saat ini, ia mengelola dua Warung Madura.
Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Rini mengaku akan membuka cabang kembali. Rencananya ia dan suami akan membuka dua cabang Warung Madura, jika modal yang ditabungnya sudah cukup untuk merealisasikannya.
“Iya rencananya kalau ada modal pasti bikin cabang lagi. Rencana di Semarang dan Surabaya karena kalau di Jakarta sudah banyak ya (sebaran Warung Madura),” ungkapnya.
Rini mengatakan, pilihannya untuk membuka cabang Warung Madura di Semarang dan Surabaya di antaranya juga karena faktor biaya sewa tempat yang terbilang lebih terjangkau. Ia mencontohkan, jika di Jakarta biaya sewa tempat bisa Rp 53 juta per tahun, di Semarang hanya cukup Rp 16—Rp 20 juta per tahun.
Ia menyebut, rencana pembukaan cabang di Semarang dan Surabaya ditargetkan dapat terealisasi pada akhir 2025 dan awal 2026 mendatang. Ia mengaku, tabungannya akan segera mencukupi untuk melakukannya.
“Modal untuk buka warung sekitar Rp 100 juta, itu sudah lengkap, etalase, motor, kulkas, sama barang. Kalau kurang lengkap sekitar Rp 70 juta sudah dapat,” kata dia.
Rini berharap rencananya tersebut dapat terwujud, dan usaha Warung Maduranya kian berkembang. Ia juga berharap kehadirannya dalam menjalankan usaha tersebut, menjadi berkah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari para pelanggannya dan turut berkontribusi pada perekonomian.
Terpisah, salah satu pembeli di Warung Madura, Angga (30 tahun) mengatakan bahwa ia kerap kali membeli barang-barang yang dibutuhkan di Warung Madura. Menurut pengakuannya, ia lebih suka ke Warung Madura dibandingkan ke minimarket atau ritel modern.
usai melakukan transaksi jual beli di salah satu Warung Madura di kawasan Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (13/1/2025).
. Juga dengan tersedianya ukuran kemasan kecil, sehingga lebih fleksibel.
bukanya 24 jam,” tuturnya.
Angga mengatakan, biasanya ia membeli beraneka ragam produk di Warung Madura, mulai dari bensin, rokok, hingga sembako. Menurutnya, Warung Madura memang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar dengan keunggulan-keunggulan yang ia sebutkan.