Media Kalsel news. com
Banjarbaru, 9 Agustus 2025 – Yayasan Dayak Membangun Kalsel (YDMKS) dan akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sepakat untuk berkolaborasi dalam mengembangkan pendidikan dan pengkajian berbasis adat dan budaya Kalimantan Selatan. Pertemuan strategis yang digelar di sebuah kedai kopi Banjarbaru, Sabtu lalu, menghasilkan kesepakatan untuk menyinergikan sains modern dan kearifan lokal guna memperkuat identitas budaya dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.

Hadir dalam diskusi tersebut Dr. Tanto Bambang Susilo, pakar DNA dan Biokimia ULM, dan Oni Soesanto, M.Si, dosen Matematika ULM, serta perwakilan YDMKS, Mantikai, S.H. (Pendiri) dan Darmanto, S.AP., M.Hum (Sekretaris Umum).

Dr. Tanto Bambang Susilo menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam menggali akar budaya Banua. Ia menyoroti potensi data DNA dan biokimia untuk menelusuri asal-usul masyarakat Kalimantan Selatan, sehingga generasi muda dapat memahami identitas mereka secara ilmiah dan historis.

Oni Soesanto, M.Si, menambahkan peran matematika dalam pelestarian budaya. Menurutnya, pola, simetri, dan struktur dalam motif ukiran, anyaman, dan arsitektur tradisional Kalsel dapat dikaji secara matematis dan diajarkan di sekolah untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan budaya lokal.

Mantikai, S.H., dari YDMKS, menekankan perlunya perlindungan hukum terhadap warisan budaya yang belum terdokumentasi secara memadai. Ia berpendapat bahwa pendidikan berbasis budaya harus diiringi perlindungan hukum agar warisan tersebut tidak hilang atau diklaim pihak luar.

Darmanto, S.AP., M.Hum, mengungkapkan rencana YDMKS untuk membangun kerjasama yang memadukan kearifan lokal dalam penguatan identitas. YDMKS ingin anak-anak Kalsel belajar sejarah, bahasa, seni, dan adat Banua tidak hanya dari buku nasional, tetapi juga dari sumber asli yang diolah secara ilmiah.

Diskusi ini diharapkan menjadi awal dari kerjasama antara ULM dan YDMKS dalam merancang program penelitian, pengabdian masyarakat, dan sosialisasi budaya kepada generasi muda. Kolaborasi ini diharapkan dapat membangun pendidikan yang berakar pada jati diri budaya Kalsel, namun tetap terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan modern.(*)

red.

MKn

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.